Cantikmu
sungguh mengalihkan mataku, itu kata si afgan.
Lotus hadirmu dari biji hitam
yang jelek bentuk maupun rupanya. Hidupmu pun tak seindah anggrek yang bertahta
tinggi disana. Tak seistimewa bunga bangkai yang bau namun di istimewakan dan
dilindungi. Juga tak diagung-agungkan layaknya mawar yang selalu jagi cerminan
besarnya cinta makhluk terhadap makhluk lainya. Ah….. masih banyak bunga yang
mungkin bisa saya bandingkan dengan mu, yang jelas yang lebih indah.
Tapi,
kenapa dirimu selalu jadi cerminan bagi siapapun yang hidupnya dalam kekalutan.
Yang merasa terhina layaknya dirimu yang hidup di lumpur. Yang merasa
tersingkir layaknya dirimu yang selalu dibuang karena menggangu ikan yang
dianggap lebih menguntungkan. Mereka tak pernah menanti indahnya bungamu,
lembutnya warnamu, dan kehangatan dari daunmu. Mereka hanya mengerti dan hanya
mau mengerti “apakah itu berguna untuk saya?”. Kau tak akan pernah mendengar
mereka berkata “hai Lotus, kau begitu indah,lembut dan membuatku damai”. Jika kau
mendengarnya, tolong kabarkan ke saya.
Lotus,
bahkan ketika kau menangis menderu sakitnya dirimu, mereka yang melihatmu pun
tak pernah tahu bagaimana menetesnya air matamu. Mereka tak mengerti, “apakah
itu air danau” itu yang hanya dipikirkanya. Tak pernah terpikirkan bahwa itu
air mata darimu. Oh Lotus…… saya tak pernah memandangmu serendah itu, dengan
segenap kelembutan dan kehangatan darimu dan cerminanmu untuk ku. Aku sangat
mencintaimu…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar