Teman-teman
yang tidak ikut kuliah umum hari ini, saya akan menceritakan cerita yang sudah
diceritakan pencerita dari Negara jepang ini. Huft bahasanya belibet banget
ya????,,,
Ya,
sama halnya dengan gaya berbicara ibu berbadan mungil, rambut pendek dan
berkulit putih yang berkebangsaan Jepang ini. waktu ibunya memperkenalkan diri,
saya tersenyum menahan tawa. Nama beliau Nami Hatori,sontak saya langsung
teringat tokoh ninja dari jepang, Ninja Hatori. Beliau dari Universitas Nagoya,
Nagoya,Jepang. Banyak hal yang beliau ceritakan, ini saya buatkan point-point
ya!!!
1. Dengan
salam nya, konichiwa,, Assalam’mualaikum??
(padahal
baru jam 11.00 wib, kalau di Indonesia mungkin masih di bilang pagi bu, bukan
siang) ibunya langsung bercerita dengan senyum ditambah lagi mata sipitnya.
Saya
pertama kali datang itu 1991,tapi ini pertama kalinya saya ke Solo. Saya pernah
ke Sumatra barat. Saya ke Indonesia itu mau mempelajari system pindidikan di
Indonesia. Dulu Saya tinggal di Pesantren, sama apa itu santriwan dan
santriwati (dengan kesulitan waktu mengucapkanya, saya cengar-cengir). Saya belajar
apa itu,Iqra,hadist, Al Qur’an juga.
Pertayaan
terkait hal tersebut!!
Bpk.Yudi
Rinanto,kenapa sih ibu milih Indonesia dan tinggal dipesantren dan apa sih
kesanya?
Bu
Hatori menjawab, mungkin sudah tidak asing kalau di Jepang itu banyak sekali
peberitaan tentang orang yang meningggal bunuh diri. Memang iya, disana itu
kurang lebih 3ribu per tahunya meninggal karena bunuh diri. Disana itu, orang-orangnya entah karena
banyaknya tututan atau sangking sudah berkecukupanya, sehingga mereka
mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Na, sangat berbeda dengan orang di
Indonesia, yang selalu bahagia ceria. Bahkan kemarin, saya lihat di wilayah
banjir di Jakarta itu, anak-anaknya ceria ( ruangan langsung ramai dengan suara
tertawa peserta kuliah umum siang ini). dan mengapa saya memilih tinggal di
pesantren. Itu karena, saya rasa di Jepang itu pendidikan agamanya kurang
sehigga banyak yang melakukan bunuh diri. Di Jepang itu, tidak ada mata
pelajaran khusus yang mempelajari agama, disana tidak diperbolehkan. Pendidikan
agama mungkin diberikan hanya dirumahnya saya oleh orang tuanya. Kalau tidak,
ya tidak ada. Saya sangat terkesan, saat
saya tinggal di pesantren. Dan hal yang paling saya sukai dari belajar disana
itu adalah Hadist. Sampai saat ini pun saya gunakan Hadist sebagai pegangan
hidup saya. Ya walaupun saya bukan islam. Dirumah saya saja, tempat ibadah itu
ada dua. Satu untuk hindu dan “salah satu agama di Jepang(ane lupa)”. Tapi disana
diperbolehkan,mungkin agak terdengar aneh terutama untuk yang islam.
“
subhanallah ya, kita sebagai muslim malu tu sama yang bukan muslim. Beliau sudah
mengamalkan hadist lho… bagaimana dengan kita????”
2. Di
Jepang, sistemnya sama, ada Paud,TK,SD 6 tahun,SMP 3 tahun,SMA 3 tahun,S1 4
tahun. Tapi ketika TK, disana hanya bermain saja. Tidak seperti di Indonesia yang
sudah diajari bahasa inggris, matematika,etc. ketika SD dan SMP mereka harus
menguasai bahasa jepang, kita tahu kalu jepang itu banyak sekali
huruf-hurufnya. Kemudian waktu SMA itu tidak ada penjurusan IPA atau IPS. Hanya
saja, disana ada mata pelajaran pilihan. Jadi, silahkan yang berminat ke IPA
mungkin akan mengambil maple fisika,kimia,etc. disana juga ada SMK, sama. Dan disana,
untuk pelajaran olahraga dan seni itu jam pelajarannya lebih banyak dibandingkan
matematika dll. Disana pendidikan sampai SMA gratis. Dan di sana sangat banyak
universitas yang kebingungan mendapatkan mahasiswa. Karena banyak siswa yang
tidak ingin melanjukan sampai kejenjang perkuliahan. Sehingga, pemerintah
jepang banyak menerima mahasiswa dari Negara lain. Dan untuk beasiswa disana
itu sangat mudah. Dan biaya untuk semua fakultas itu sama. Entah itu
kedokteran,guru,dll, biayanya sama.
Pertanyaan
terkait hal tersebut!!!
Faisal
Imam P. : disana, itu harus menguasai huruf semua(katakana,hiragana,kanji)? Terus
bagaimana caranya mendapatkan beasiswa disana?
Bu
Hatori menjawab: iya, disana itu harus menghafal sekitar berapa ribu huruf. Dan
disana diwajibkan bisa atau fasih bahasa ibu. Jadi mulai SD sudah di haruskan
belajar bahasa ibu. Na, cara beasiswa gampang..
Lewat kedutaan Jepang
yang di Indonesia, cari informasi disana.
-
Daftar langsung ke universitasnya
-
Syaratnya: toefel 550 internasional,
-
Kalau kamu sudah punya bahan penelitian,
menghubungi dosen yang cocok dengan penelitian mu. Kalau klof nanti dipanggil
dengan rekomendasi dosen tersebut.
-
Untuk jurusan murni, misal biologi
murni. Nanti testnya masih bahasa inggris. Tapi untuk jurusan pendidikan tesnya
pakai bahasa jepang.
Kalau
dapat beasiswa itu enak sekali, ( cerita yang ditambahkan oleh bu Murni(dosen
biologi yang kuliah di jepang).
-
ongkos pulang dan datang ditanggung
-
biyaya kuliah ditanggung,dapat bonus
gratis fotokopy 500 exmplar,internet,perpus dll gratis
-
kos gratis dan dikasih biaya makan 15
juta sebulan.
-
Dan bila belum fasih bahasa jepang, ada
kuliah 1 tahun bahasa jepang geratis pula. Hanya saja masa studinya lebih lama.
Yang seharusnya 2 tahun jadi 3 tahun.
3. Kurikulum
di Indonesia itu banyak sekali kalau di Jepang itu, hanya sedikit.
Pernyataan
yang singkat, tapi sangat bermakna bagi salah satu peserta kuliah umum siang
ini.
Bpk.Bowo
Sugiharto, salaku dosen pendidikan di Prodi Biologi menanyakan hal yang
berkaitan dengan pernyataan diatas.
Na,
di Indoneisa itu banyak sekali mata pelajaraya, kalau dijepang itu bagaimana
bu? Terus terkait dengan gaji guru, katanya di Indonesia ini menduduki pringkat
no.1 setelah adanya sertifikasi tapi bukankah tidak mengalahkan tingkat
kemamkmuran guru di Jpang ya bu?
Bu
Hatori menjawab: iya, saya setuju sekali kalau di Indonesia itu mata
pelajaranya sangat padat dn muatanya itu sangat tinggi. Say pernah membuaka LKS
pendidikan agama anak SD, saya pikir itu
seharunya untuk anak tingkat SMA. Dan mata pelajarnya itu sangat beranekaragam.
Kalau disana, hanya diambil yang inti atao pokoknya saja.
“
tapi kok pinter orang jepang ya???, harusnya pinter kita lho..”
Lanjut……
kalau kesejahteraan guru, memang disana itu sangat dihargai dan dibayar mahal. Karena
disana itu banyak yang tidak mau jadi guru. Ya, kira-kira seitar 800jt setahun.
Belum ditambah bonus sekitar 400 jt. Dan disana itu, gaji guru SD,SMP,SMA dan
Dosen itu sama. Dan untuk wanita melahirkan, disana boleh cuti 1 tahun. Lelaki juga
boleh dengan alsan merawat anak. Mengapa demikian, karena di Jepang itu
pertumbuhanya kurang, jadi sangat memperhatikan dengan hal-hal demikian. Bahkan
ibu hamil dan persalinanya pun gratis.
“
et dah…… duit negaranya dari mana sih……???”
arrrrggghhhh....kamu membangkitkan semangat menggebu pas smp...
BalasHapusayo ndak p p- sp tahu bisa....
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus